Perhentian Pagi
Para penyair dalam Perhentian Pagi tidak hanya ikhlas membiarkan imajinasinya berkelana tak tahu arah, tetapi juga seara apik menggunakan disiplin berpikirnya untuk membentuk dunia fiksional yang menuntut kemampuan mereka dalam berbahasa agar tetap ada logika di dalamnya.Mereka pandai membujuk dan merayu para pembaca melalui diksi-diksi yang memesona.Barangkali tak salah kalau saya mengatakan bahwa tulisan mereka selalu mengandung kemungkinan yang tak mungkin terselesaikan, tapi enak untuk terus dijejaki sambil memeluk penasaran yang tak bertepi.
Fredy Sebho, SVD
Dosen Teologi Moral pada STFK Ledalero
Penyuka Sastra
Seperti hidup, puisi selalu mengandung kontradiksi.Demikianlah yang saya temukan dalam untaian puisi-puisi dalam antologi Perhentian Pagi ini. Pun seumpama perjalanan, puisi memberi aneka kejutan tidak terduga yang bisa membuat orang terhenyak dalam takjub atau terbuai dalam diam yang memukau. Puisi juga ibarat potongan ziarah melewati lintasan ruang dan waktu, yang barangkali bisa dijadikan sebuah titik pe-renungan untuk dapat melampaui ziarah itu sendiri.
Gusty Fahik
Salah satu perintis komunitas ASAL pada 2009/2010